Beijing (AFP/ANTARA) –Suami dari wanita China yang menimbulkan kehebohan ketika dipaksa menggugurkan kandungan saat berusia tujuh bulan saat ini menghilang. Keluarga dari pasangan suami istri itu juga selalu dilecehkan setiap harinya setelah wanita itu menggugurkan kandungannya.
Feng Jianmei harus menjalani aborsi awal bulan ini di provinsi Shaanxi, karena ia tidak mampu membayar denda setelah gagal melakukan ketetapan “satu anak” yang dijalankan pemerintah China.
Kasus itu menyebabkan protes ketika muncul foto-foto yang diposting secara online, memperlihatkan Feng berbaring di sebuah rumah sakit di Zhenping, disamping mayat bayinya yang berdarah-darah. Kejadian itu mendorong terjadinya penyelidikan resmi untuk mengambil tindakan hukum terhadap para pelaku.
Namun, seorang kerabat pada Selasa mengatakan bahwa suami Feng, Deng Jiyuan telah menghilang pada Minggu.
“Terakhir kali saya melihatnya, dia bersama kami semua dan dia mengatakan bahwa beberapa pemimpin ingin berbicara dengannya, jadi dia pergi," kata kerabat tersebut, yang menolak disebutkan namanya atau diidentifikasi, kepada AFP.
“Kami belum melihat dia lagi sejak itu, dan kami tidak bisa menghubungi ponselnya."
Panggilan ke kepolisian dan pemerintah di Zhenping, dan ke pemerintah kota Ankang, tidak dijawab.
Kerabat tersebut menambahkan bahwa sejak Minggu, puluhan orang tak dikenal telah mengejek keluarganya.
"Pada Minggu malam, kami memutuskan untuk pulang (dari rumah sakit), dan banyak orang telah berkumpul di luar," kata pihak kerabat tersebut. “Mereka menggantung spanduk di sebuah jembatan, dan banyak orang datang dan berteriak bahwa kami pengkhianat.
"Sekarang ke manapun kami pergi, orang-orang mengikuti kami."
Anggota keluarga Feng telah berbicara kepada media asing dan mereka mengatakan protes itu mungkin terkait dengan wawancara tersebut. Identitas demonstran itu masih tidak jelas namun beberapa laporan online menduga bahwa mereka adalah orang-orang yang disewa pemerintah setempat. (ai/pt
0 Comments:
Post a Comment