Rabu, 25 April 2012

Rumah petani yang ramah lingkungan

Under Teknologi ,lingkungan

Koike Kiyoshi (63), seorang petani di Nozawa, kota Saku tinggal di sebuah rumah ramah lingkungan yang memiliki fasilitas listrik tenaga surya, pemanas air tenaga surya, daur ulang air hujan dan listrik tenaga angin. Selama tinggal di rumah itu, ia mencatat data-data yang berhubungan dengan efektivitas rumah ramah lingkungan. Tujuannya mendapatkan model rumah ramah lingkungan yang bisa menyediakan sendiri 100% listrik yang dibutuhkan. Dari data yang didapat, listrik yang dibutuhkan 100% dapat dipenuhi hanya dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga surya. Dengan hanya menggunakan daur ulang air hujan dan listrik tenaga angin, sulit untuk memenuhi kebutuhan listrik dan air sehari-hari, namun dengan memakai fasilitas itu, tidak hanya bisa mengurangi biaya hidup sehari-hari, namun juga bisa hidup dengan gaya hidup yang ramah lingkungan.

Koike Kiyoshi membangun rumah bulan Desember 2003 setelah pensiun dari sebuah perusahaan air di Saku. Ia berpikir untuk membuat rumah yang tidak mengeluarkan karbon dioksida. Untuk peralatan listrik, dipasang panel listrik tenaga surya. Untuk kebutuhan pemanas ruangan dan air, menggunakan pemanas air listrik. Untuk air yang digunakan di toilet dipasang penampung air hujan. Setelah itu, juga dipasang pemanas air tenaga surya dan listrik tenaga angin.

Di atas atap rumah dan gudang, saat ini dipasang panel listrik tenaga surya dengan total listrik yang dihasilkan sebesar 13,6 kilo watt. Daerah Saku tempat di mana Koike Kiyoshi tinggal, rata-rata cuaca cerahnya sangat tinggi dibandingkan dengan daerah lain. Tahun 2008, tenaga listrik yang dihasilkan mencapai 15.035 kWH, untuk pertama kalinya berhasil melebihi konsumsi listrik tahunan sebesar 14.281 kWH. Berhubung rumah ini tidak menggunakan baterai, maka untuk listrik yang dibutuhkan pada malam hari masih menggunakan listrik dari perusahaan listrik, namun konsumsi listriknya sudah termasuk dalam perhitungan konsumsi listrik tahunan yang dijual ke perusahaan listrik itu. Tahun 2009, konsumsi listrik tahunannya masih bisa dipenuhi oleh tenaga listrik yang dihasilkan.

Sebelum menggunakan panel listrik tenaga surya, Koike Kiyoshi menghitung perkiraan biaya yang dibutuhkan sekitar 3,64 juta yen. Jika kita menabung uang itu, maka bunga yang dihasilkan selama 10 tahun hanya sekitar 30 ribu yen. Dengan panel listrik tenaga surya, bisa dihasilkan tenaga listrik senilai 1,3 juta yen. Bahkan jika kita menggunakan utang dari bank untuk membeli panel listrik tenaga surya, kita bisa menggunakan utang itu dengan baik. Saat ini total investasi yang digunakan sudah mencapai 7,9 juta yen, namun listrik yang dijual pada tahun 2009 mencapai 300 ribu yen dan pengembalian investasinya masih berjalan lancar.

Di bawah tanah ditempatkan tangki air dengan kapasitas 2 meter kubik untuk menampung air hujan dengan biaya sekitar 1 juta yen. Kebutuhan air tahunan sebesar 20 – 25 meter kubik dengan biaya hanya mencapai 5 ribu yen. Untuk pemanas air tenaga surya dibutuhkan biaya sekitar 900 ribu yen, dengan pemakaian listrik yang dihasilkan setara dengan 20 ribu yen. Untuk listrik tenaga angin dibutuhkan biaya 350 ribu yen dengan listrik yang dihasilkan hanya sedikit untuk kebutuhan lampu di dalam dan di luar rumah saja.

Rumah petani ramah lingkunganWalaupun biaya yang diinvestasikan untuk daur ulang air hujan, pemanas air tenaga surya dan listrik tenaga angin tidak sebanding dengan nilai yang dihasilkan, Koike Kiyoshi masih mengatakan bahwa adalah impiannya untuk hidup dengan kekuatan alam, tenaga surya, air dan angin. Suatu saat nanti, ia juga ingin membangun listrik tenaga air. Ia juga menanam padi dan gandum tanpa menggunakan pestisida dan membuat tahu dan 150 jenis makanan lainnya dengan buatan tangan sendiri. Suatu saat nanti, ia pun ingin dapat memenuhi 100% kebutuhan makanannya sendiri.

Sumber :

http://www.shinmai.co.jp/news/20100122/KT100121GLI090001000022.htm

0 Comments:

blogger templates 3 columns | Make Money Online